Budiharjo Winarno, PEP-DIY 78.
Unggah ungguh, tata krama, sopan santun atau etiket
adalah kata yang berbeda tetapi mempunyai arti yang
sama, yaitu aturan-aturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis dan sudah menjadi adat istiadat yang
harus kita patuhi, jalani dan dikerjakan dengan
sungguh-sungguh. Apabila kita tidak menjalankannya
maka kita akan dianggap orang yang aneh, berbeda atau
tidak aturan.
Dalam budaya Jawa khususnya di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang sejak berdirinya adalah daerah
kerajaan sampai saat ini, maka tata krama atau unggah
ungguh sudah ada sejak dahulu kala dan selalu
diajarkan secara turun temurun oleh kakek nenek buyut
kita atau bahkan nenek moyang kita yang selalu kita
dengar ceritanya sejak kecil sampai saat ini. Contoh
yang masih jelas dan harus selalu ditaati sampai saat
ini adalah di makam raja-raja Imogiri. Jika kita
ziarah kemakam tersebut maka wajib mengenakan pakaian
adat jawa yaitu berkain dan surjan peranakan, jika
kita tidak memakai baju tersebut maka kita akan
dianggap melanggar tata krama atau sopan santun adat
istiadat di makam tersebut dan jangan harap peziarah
tersebut diperbolehkan melanjutkan ziarahnya.
Dalam era modern seperti sekarang ini masih banyak
etiket atau tata krama yang harus kita pegang dan
junjung tinggi karena memang mengandung nilai-nilai
luhur yang sangat sulit untuk dihilangkan. Tata krama
itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, tetangga, lebih-lebih
lingkungan kerja atau bisnis. Setiap langkah kehidupan
kita selalu ada tata krama nya, misal dalam lingkungan
keluarga jika kita akan pergi sejak kecil kita dididik
untuk pamit kepada orang tua atau yang ada dirumah,
jika bertamu wajib kulo nuwun dan saat pulang wajib
pamit kepada tuan rumah. Saat kecil saya selalu
dididik untuk berpamit juga kepada orang tua atau
keluarga yang saya datangi, sehingga secara tidak
langsung saya juga mengenal keluarga dari teman yang
saya kunjungi. Demikian juga saat mengantar teman
wanita dari suatu kegiatan lebih-lebih jika sampai
malam hari, maka saya wajib mengantarkan sampai di
rumah dan bertemu dengan orang tua atau keluarganya
dan menyerahkan kepada kepada mereka, dalam hal ini
akan terasa kebenaran dari pepatah "datang tampak muka
pergi tampak punggung",.
Dalam kehidupan sehar-hari kita harus membiasakan
dengan unggah ungguh yang sangat sederhana yaitu
selalu mengucapkan SaToMaTe atau Salam Tolong Maaf dan
Terima kasih.
Salam adalah sapaan yang paling awal kita ucapkan
kalau kita bertemu dengan seseorang misal :
Assalamu'alakum, Selamat Pagi, siang atau malam,
Hallo, Apa kabar dan biasanya disertai dengan anggukan
kepala, jabat tangan dan yang tidak kalah penting
adalah senyum yang tulus. Ucapan
Maaf harus kita sampaikan jika kita terpaksa harus
mengganggu seseorang, misal jika kita menanyakan
alamat kepada seseorang dijalan maka akan terasa lebih
sopan dan menghargai bila kita bertanya dengan
didahului ucapan : Maaf Bapak/Ibu saya terpaksa
mengganggu, apakah Bapak/Ibu mengetahui alamat yang
saya cari ini, dengan ucapan seperti itu saya yakin
orang yang ditanya akan menjawab dengan ramah dan akan
menunjukkan alamat yang kita cari jika mereka
mengetahuinya. Tetapi jika kita bertanya dengan tidak
sopan maka kita masih beruntung jika mereka mau
menjawab dan yang paling sering mereka akan membuang
muka atau bahkan menunjukkan arah yang salah dengan
sikap yang tidak sopan pula.
Tolong adalah suatu ucapan bahwa kita meminta tolong
kepada seseorang bahwa kita menghargainya dan tidak
memerintah dengan kasar. Misal : Pada saat rapat
suasan tidak tenang maka pemimpin rapat dapat
mengatakan Tolong saat ini jangan bicara
sendiri-sendiri karena kita sedang membahas hal-hal
yang sangat penting. Jika kita kerumah teman dan tidak
bertemu yang bersangkutan tetapi hanya ditemui orang
tuanya maka akan terasa beradabnya kita jika kita
menyampaikan ucapan : Bapak/Ibu bisakah saya minta
tolong untuk titip pesan untuk ……, sampaikan kalau
saya kesini dan ada perlu dengannya jika nanti dia
pulang tolong menghubungi saya, maka orangtua teman
kita tentu dengan senang hati akan menyampaikan pesan
kita kepada anaknya dan akan berbeda sikapnya jika
kita berkata : Bilang sama anakmu aku kesini dan suruh
dia bertemu denganku, maka orang tua teman kita dalam
hati akan berkata : Dasar anak gemblung tidak tahu
sopan santun cari saja sendiri, cepat pergi. Nah lho
bukanya ditolong malah disumpahin.
Terima kasih adalah ucapan terakhir yang paling sering
kita lupakan bahkan sering tidak mau kita ucapkan,
kenapa ? karena kita tidak mau menghargai orang lain,
karena ucapan terima kasih harus keluar dari hati
nurani kita yang paling dalam sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan maupun orang yang telah menolong atau
membantu kita. Sri Sultan saat bertemu Paskibraka 2004
mengatakan bahwa pengemis pun tidak mau mengucapkan
terima kasih saat kita memberi sedekah berupa uang
kepada mereka. Apa akibatnya bagi pengemis tersebut,
saya yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan akan
memberikan rejeki yang berlebih kepadanya karena yang
bersangkutan tidak pernah bersyukur atas karunianya.
Hal ini terbukti saat kita bertemu lagi dengannya maka
kita akan terasa berat untuk kembali memberikan uang
kepadanya karena hati kita berbicara "kenapa saya
beri lagi, wong tidak ada terima kasihnya".
Unggah ungguh tidak akan habis kita kupas dalam satu
atau dua lembar kertas, akan tetapi apa yang saya
sampaikan diatas mudah-mudahan dapat membuka kembali
ingatan kita agar kita se
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com