Selasa, 20 November 2007

Tentang OSIS

PENDIDIKAN DEMOKRASI LEWAT PEMILIHAN KETUA OSIS
Sejak rezim Soeharto ditumbangkan dari singgasana kekuasaan, teriakan reformasi pun lantang diperdengarkan oleh segenap elemen masyarakat. Konsekuensi dari kata reformasi tersebut adalah harus menerapkan demokrasi dalam berbagai hal. Untuk bisa mewujudkan kata demokrasi ini, maka kata demokrasi harus diajarkan dan dipraktikkan dalam kata dan tindakan nyata. Lembaga pendidikan dipandang masyarakat sebagai tempat yang paling manjur untuk mendidik masyarakat agar bisa berperilaku demokrtis. Siswa SLTP sebagai bagian dari masyarakat, juga tidak ketinggalan dari proses tersebut.Katanya, belajar demokrasi diusahakan sedini mungkin. Alasannya, lembaga pendidikan merupakan jembatan emas yang hampir dilalui dilalui semua elemen masyarakat. Petanyaan yang muncul kemudian adalah media seperti apa yang disiapkan SLTP untuk pendidikan demokrasi tersebut? Seperti apa proses demokarsi tersebut di sekolah SLTP Kristoforus 2? Berikut petikan kegiatan pemilihan ketua OSIS sekolah tersebut yang di pandang sangat demokratis.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), itulah satu-satunya lembaga formal yang ada di setiap sekolah sebagai tempat resmi bagi siswa dalam menyalurkan aspirasinya. Lembaga ini hampir dimiliki oleh semua sekolah tingkat menengah, termasuk menengah pertama (SLTP).Organisasi yang sama juga dimiliki oleh Sekolah Menegah Umum (SMU). Di perguruan tinggi organisasi ini berubah nama menjadi Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM). Hingga hari ini OSIS masih menjadi organisasi formal tempat menyalurkan pendapat yang bervariasi dari kepentingan anggotangya.

OSIS yang sama juga terdapat di SLTP St. Kritoforus 2. Melalui OSIS berbagai ragam pendapat dari para siswa bisa disalurkan. Untuk kesinambungan kegiatannya, maka pada tanggal 15 September 200, diadakan pemilihan ketua OSIS menggantikan pengurus sebelumnya. Prosesnya, diawali dengan terlebih dahulu menjaring para calon ketua dari setiap kelas. Calon ketua OSIS dari setiap kelas itu kemudian melakukan kampanye secara terbuka untuk mencari dukungan dari para siswa. Berbagai strategi kampanye pun dilakukan para calon ketua. Setelah proses penjaringan calon dan kampanye dilalui, maka langkah berikutnya dilakukan pemilihan secara Langsung-Umum-Bebas-Rahasia (LUBER).

Terhadap proses ini, pembina OSIS SLTP Kristoforus 2, Drs. Ig. Hery mengatakan proses ini secara tidak langsung bertujuan mendidik siswa untuk belajar berdemokrasi. Guru Geografi ini melanjutkan, pada proses ini keterlibatan para guru diminimalkan dan membiarkan siswa melakukan sendiri apa yang menjadi kewajibannya. Peran guru hanya sebagai mediator yang siap memberikan penjelasan tentang cara pelaksanaannya jika para siswa membutuhkannya.
Dari hasi pemilihan tersebut maka Dorine Austan (siswa kelas II B) resmi terpilih menjadi ketua OSIS. Lewat kata sambutanya di depan semua para siswa dan guru, siswa berambut pendek ini mengajak semua elemen (siswa-guru-karyawan) Kristoforus 2 untuk ikut secara aktif dalam menyumbangkan pemikiran cerdasnya untuk memajukan sekolah. Ajakan Dorine tersebut dipertegas lagi oleh Bapak Drs. B. Honoratus pada acara pelantikan pengurus OSIS pada tanggal 17 September 2001. Wakil kepala sekolah ini menambahkan, pengurus OSIS harus bisa menjadi teladan bagi semua siswa yang dipimpinnya. Selain itu, pengurus OSIS harus bisa menjalin kerja sama dengan teman-temannya, bisa berkomunikasi dengan para guru termasuk dengan pimpinan sekolah.