Kak Hussein Mutahar :
Kebutuhan dunia yang terbesar adalah kebutuhan akan manusia... Manusia yang tidak mau dijual, juga tidak mau dibeli. Manusia yang dalam lubuk hatinya ada kebenaran dan kejujuran. Manusia yang tidak takut untuk menyebut dosa dengan kebenaran namanya sendiri. Manusia yang nuraninya teguh terhadap kewajiban seperti patuhnya jarum kompas menunjukkan arah kutub. Manusia yang tegar membela kebenaran meski langit runtuh menimpanya. Namun, watak seperti itu bukanlah sesuatu yang tercipta secara kebetulan. Bukan kemurahan hati atau imbalan jasa dari orang lain. Watak luhur adalah hasil penataan dan disiplin diri. Hasil dari sikap merendah terhadap kekuasaan alam. Hasil pasrah diri untuk mengabdi kepadaTuhan dan sesama manusia dengan penuh rasa kasih sayang...
Kak Idik Sulaeman :
Karena benda inilah (Sang Merah Putih) kita berkumpul di Desa Bahagia... Saling kenal, saling bercerita, saling cinta dalam satu rasa : Aku Putera Indonesia. Meskipun hanya kenangan saat menjadi anggota Paskibraka, Jiwa dan semangatnya terasa abadi dan lestari, Pertahankan terus dan selalu kobar-kobarkanlah jiwa dan semangat itu!
Kak Dharminto Surapati :
Seorang manusia semakin lama akan semakin tua. Satu demi satu, kami yang tua-tua ini akan pergi dan tak selamanya berada diantara kalian. Jangan biarkan kepergian kami tanpa jejak dan peninggalan. Jadilah sebuah Roda Gendheng yang mampu terus berputar dan memutar roda-roda lainnya meski sumber tenaga awalnya sudah tidak mempunyai kekuatan lagi...
Bunda Bunakim :
Dalam bekerja, kalian harus selalu menjadi kuli-kuli kencang yang tidak punya wudhel (pusar). Yaitu orang yang mampu bekerja keras dan terus mengabdi untuk kepentingan sesama tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Jangan mundur dari apa yang diniatkan. Cita-cita harus tercapai bila kalian sudah terlanjur basah. The show must go on, move forward and never retreat!