Minggu, 10 Juli 2011

tentang KENTANG....

Seorang Guru Sekolah Dasar (SD ) mengadakan "permainan ".
Guru menyuruh tiap murid membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang.

Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5.

Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid SD tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid SD tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain.

potato_portraits_05.jpg (188×200)


Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ?

Alangkah tidak nyamannya .


Salamku,

A.I. Susanto
Bicara Tentang Ekstakurikuler

Sabtu, 02 Juli 2011

AKHIR SELEKSI DAN AWAL PUSLATDA


KOTA MAGELANG (Sabtu, 07 Mei 2011) – Banyak siswa-siswi yang berminat untuk menjadi Sang Pengibar. Mereka pemuda-pemudi yang tangguh dan berkualitas. Tahap kesehatan fisik, kesehatan dalam, jasmani, dan kemampuan baris-berbaris telah mereka lewati. Tidak hanya itu, mereka juga harus mengetahui pengetahuan umum dan menguasai bahasa Inggris. Dari sekian banyak siswa siswi yang berkualitas, hanya 40 orang terbaik yang dapat mengikuti Pemusatan Pelatihan Daerah Paskibraka Kota Magelang ( PUSLATDA Kota Magelang).

.
Akhir seleksi bukan akhir segalanya, saat ini adalah awal dari PUSLATDA. Capaska, itu lah sebutan untuk Calon Paskibraka. Capaska dilatih, dibina, dan dididik bukan hanya untuk mengibarkan dan menurunkan Sang Merah Putih. Mereka dibina untuk menjadi pemimpin berkualitas pada masa yang akan datang. Pahit getir pelatihan ini harus mereka lewati sebelum menyentuh dan mengibarkan Sang Merah Putih.

“Paskibraka itu.. Tidak takut salah..! Tidak takut kalah..! Tidak takut jatuh..! Tidak takut mati..! Takut mati jangan hidup..!! Takut hidup mati sekalian..!!”, itu lah semboyan yang selalu dikatakan oleh Capaska. Betapa senangnya hati ini melihat, mendengar, dan merasakan semangat pemuda Indonesia. Selamat berlatih Capaska! Semoga Tuhan mengabulkan cita-cita mulia kalian.

(Bid. Adkama PPI Kota Magelang : Alfian Ardi Kurniawan/Sabtu, 02.06.2011)