Paskibraka sebagai Pandu Ibu Pertiwi yang berjiwa
merah putih selalu bersikap kesatria. Sikap dan
tingkah lakunya lemah lembut namun mengandung
ketegasan. Nada bicara dan candanya selalu melihat
situasi dan kondisi sekelilingnya. Sebagai tanda cinta
cita rasa manusia beradab dan berbudaya tinggi, dari
hati sanubarinya yang paling dalam selalu terungkap
ucapan "salomkasih" (salam, tolong, maaf,
terimakasih).
Seorang paskibraka yang penuh cinta kasih akan selalu
berpikir positip dan berani untuk menyapa, dia akan
selalu menyapa terlebih dahulu dan tidak akan menunggu
untuk disapa oleh semua orang yang ditemuinya, baik
orang tua, kakak, adik, saudara-saudaranya, atasan,
bawahan dan teman-teman yang lain. Dengan penuh kasih
sayang dia akan bersuka cita menyapa dan menunjukkan
empati kepada semua orang, perhatian penuh kasih
sayang akan tercermin dalam tingkah laku, sikap dan
perbuatannya, tutur katanya lembut, suaranya
memancarkan suka cita suara hati yang yang bahagia,
senyum tulus akan menghiasi bibir dan hatinya sehingga
saat berbicara akan terdengar nada yang sangat ramah
tanpa kesan dibuat-buat. Saat bertemu ia akan
mengucapkan "salam", salam tersebut dapat berupa
ucapan : assalamu'alaikum, selamat pagi, siang atau
malam, apa kabar dan sebagainya dengan nada suka cita
dan ketulusan. Ucapan salam bisa diteruskan dengan
suatu uluran tangan untuk berjabat tangan,. Jabat
tangan kepada orang yang kita beri salam dengan penuh
kehangatan dan kasih sayang akan mengalirkan
kebahagiaan dan kedamaian bagi semua orang yang kita
beri salam.
Dalam suatu latihan calon Paskibraka para pelatihnya
bisa dari unsur militer maupun dari sipil yaitu para
purna paskibraka yang bergabung di PPI. Dalam latihan
semua pelatih akan menerapkan unsur ketegasan dalam
memberikan aba-aba atau perintah untuk menumbuhkan
kekompakan dan kedisiplinan. Walau latihan yang
diterapkan mengandung unsur militer karena pelatih
maupun peraturan baris berbaris yang digunakan, namun
anggota Paskibraka tetap orang sipil dan tidak perlu
kaku menerapkan aturan militer dalam kehidupan
sehari-hari. Kita hanya mengambil beberapa ajaran
positip dari militer misalnya : kedisiplinan,
ketegasan dan keberanian untuk mengambil sikap untuk
bela Negara. Paskibraka adalah Sipil dan Bukan
Militer, jadi adalah suatu kesalahan besar jika dalam
pembinaan lanjutan para alumus paskibraka yang
tergabung dalam PPI menerapkan peraturan militer dalam
kehidupan keseharian, misal harus menghormat dengan
mengangkat tangan, sikap senioritas yang berlebihan,
salam komando
yang tidak dipahami maknanya dan lain sebagainya
karena semua itu tidak akan sejalan dengan jiwa
paskibraka yang harus tertanam dalam setiap hati
paskibraka dan purna paskibrakanya.
Dipintu masuk kantor PPI Jakarta Timur tertulis Area
PPM = Area Peraturan Penghormatan Militer, jadi semua
anggota PPI Jakarta Timur harus dan wajib menerapkan
aturan-aturan militer. Benarkah apa yang tertulis
dipintu itu ?
1. Sebagai seorang purna paskibraka yang berjiwa merah
putih marilah kita merenungkan makna dan arti kalimat
itu
2. Masih perlukah kita menerapkan aturan-aturan yang
tidak sejalan jiwa paskibraka dan kita tidak ketahui
maknanya.
3. Jawaban itu ada pada hati kita semua, apakah jiwa
kita benar-benar merah putih.
4. Jika hal itu tidak perlu kita lakukan maka jangan
lakukan, tetapi jika tidak benar dan ada yang
melakukan maka pengurus PPI baik DPP, DPD harus
meluruskannya
5. Jika pengurus PPI tidak bisa meluruskan dan
memperbaikinya maka kita perlu bertanya : Apa guna PPI
maupun paskibrakanya
Selamat merenungkan itu semua
Salam
Mas Bhe
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com