Purna Paskibraka Indonesia
Kota Magelang
Mengucapkan
SELAMAT TAHUN BARU 2009
1 Januari 2009
Pengurus Daerah Purna Paskibraka Indonesia Kota Magelang Mengucapkan SELAMAT HARI IBU 22 Desember 2008 ***** Kubuka album biru Penuh debu dan usang Kupandangi seragam berdiri Kecil bersih belum ternoda Pikirku pun melayang Dahulu penuh kasih Teringat semua cerita orang Tentang riwayatku Kata mereka diriku s'lalu dimanja Kata mereka diriku s'lalu ditimang Nada-nada yang indah S'lalu terurai darimu Tangisan nakal bibirku Tak 'kan jadi deritamu Tangan halus dan suci T'lah menangkap tubuh ini Jiwa raga dan seluruh hidup Rela dia berikan Kata mereka diriku s'lalu dimanja Kata mereka diriku s'lalu ditimang Oh Bunda ada dan tiada Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku Pikirku pun melayang Dahulu penuh kasih Teringat semua cerita orang Tentang riwayatku Kata mereka diriku s'lalu dimanja Kata mereka diriku s'lalu ditimang Oh Bunda ada dan tiada Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku... ( Bunda - Potret ) |
PERTANDINGAN FUTSAL PPI KOTA MAGELANG AKAN DILAKSANAKAN PADA : HARI, TANGGAL : RABU, 24 DESEMBER 2008 WAKTU : PUKUL 16.00 WIB S.D. SELESAI TEMPAT : LAP. FUTSAL GLADIOOL. INFORMASI LEBIH LANJUT : HUBUNGI BANDI (085643915151) |
KEPADA SEMUA PENGURUS DIMOHON KEHADIRANNYA DALAM KOORDINASI KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN PADA : HARI, TANGGAL : SABTU DAN MINGGU, 20 DAN 21 DESEMBER 2008 WAKTU : MENYESUAIKAN (HUB. NDANWAL) TEMPAT : MENYESUAIKAN (HUB. NDANWAL) KETERANGAN : MOHON MATERI KOORDINASI DIPERSIAPKAN DENGAN BAIK. |
DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH PENGURUS DAN ANGGOTA PPI KOTA MAGELANG, KEGIATAN LATPIMLA DAN DONOR DARAH AKAN DISELENGGARAKAN PADA : TANGGAL : 27 DESEMBER 2008 S.D. 1 JANUARI 2009 TEMPAT : MENYUSUL WAKTU : PUKUL 07.00 WIB S.D. 17.00 WIB PENJELASAN DAN KOORDINASI PROGAM AKAN DILAKSANAKAN PADA SAAT PERTEMUAN RUTIN BULAN DESEMBER 2008, YAITU PADA : HARI, TANGGAL : SABTU, 13 DESEMBER 2008 WAKTU : PUKUL 14.00 WIB S.D SELESAI TEMPAT : SMA NEGERI 3 MAGELANG Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi : BARJO (085643978618) URUSAN DONOR DARAH NDANWAL (085643711157) URUSAN LATPIMLA DEMIKIAN UNTUK DIKETAHUI. |
“San..sekarang tanggal berapa?” tanya Andi.
Ya.. namaku Hasan, lengkapnya Abdullah Hasan Al-Garuti.
“Tanggal dua puluh delapan,” jawabku.
“Dua puluh delapan apa?” tanya Andi lagi.
“Oktober,” jawabku datar.
“Oh..” Andi terlihat serius melihat berita.
“Kenapa gitu Di?” tanyaku pada teman yang sudah empat tahun sekamar denganku.
“Aku rindu keluargaku, padahal belum lama pulang, baru tiga bulan.”
Tidak berapa lama, topik berita berganti dari mutilasi menjadi Sumpah Pemuda.
“Oh iya Di, sekarang kan Hari Sumpah Pemuda.”
“Iya,” jawaban Andi dingin.
Aku senang berorganisasi, tapi Andi tidak begitu ngeh dengan organisasi.
“Di, menurutmu apa pentingnya Sumpah Pemuda?” Aku membuka obrolan.
“Sumpah pemuda?”
“Iya, kita kan pemuda”
“Dari kata sumpahnya saja berat San.”
“Berat gimana Di?”
Andi, walaupun tidak suka berorganisasi, tapi jika sudah bicara, aku banyak mendengarkan. Perkataannya berat.
“Sumpah. Sumpah itu konsekuensinya berat bagi yang tidak dapat melaksanakannya. Sumpah itu, biasanya diawali dengan kata demi. Demi Allah, demi masa, dan sebagainya.”
Pembicaraan Andi terhenti sejenak, tangan kanannya mengambil gelas bening polos berisi air manis-pahit, mengangkat dan mendekatkan ke bibirnya, serta meminum air tersebut. Memang nikmat, minum kopi susu pagi-pagi, apalagi hujan begini.
Televisi terus menyala dengan topik berita yang berganti-ganti dihiasi gemericik air hujan yang berjatuhan menimpa genting. Kamarku—yang juga kamar Andi—berada di lantai dua rumah Ibu Kos. Ya, kamarku berada di dalam menyatu dengan rumah Ibu Kos, rumah ini punya pintu dan jalan yang berbeda dengan pintu utama masuk rumah karena bentuknya yang terbelah ditengah, jika dibuka atasnya aja seperti jendela. Untuk sampai ke kamarku bisa melalui pintu ini.
Kamarku dekat dengan tangga. Ada sembilan anak tangga beralaskan karpet biru. Dulu, waktu semester satu sampai empat, beralaskan karpet merah. Seperti mau masuk ke istana saja. Begitulah kamar kos-ku, istanaku. Televisi disediakan Ibu Kos dekat dengan tangga, depan kamarku. Andi meneruskan pembicaraannya.
“Sumpah tidak berarti, kecuali jika menyebut nama Allah atau salah satu sifat-Nya. Kita tidak boleh bersumpah dengan nama makhluk. Hanya Allah saja yang bersumpah dengan makhluk-Nya. Tadi sudah dicontohkan satu—1demi masa—yang lainya 2demi matahari dan cahaya dipagi hari—3demi siang bila terang benderang dan demi malam bila menutupi cahaya siang. Hal ini untuk mengundang perhatian terhadap benda-benda yang dijadikan sumpah dan dorongan untuk mengamatinya, sehingga kita bisa menemukan kebenaran.”
“Terus beratnya di mana Di dan berapa kuintal?”
“Ah, kamu ada-ada saja San. Beratnya, orang yang bersumpah wajib melaksanakan isi sumpahnya. Sumpah yang isinya dilaksanakan menjadi amal baik, jika tidak melaksanakan maka wajib membayar kafarat.”
“Kafarat?”
“Iya, kafarat itu penutup. Maksudnya segala bentuk pekerjaan yang dapat menutupi dosa sehingga tidak meninggalkan pengaruh yang menyebabkan adanya sanksi di dunia dan di akhirat.”
“Memang, kalau kita tidak melaksanakan Sumpah Pemuda, kita harus bayar kafarat?”
“Hmm, yang aku jelaskan tadi tentang kata sumpah. Yang aku tahu sumpah yang harus membayar kafarat jika sumpah itu tidak dilaksanakan yaitu sumpah yang dimaksudkan pelakunya secara sungguh-sungguh. Ada pun sumpah orang yang dipaksa dan orang yang bergurau tidak sah atau tidak ada kafarat.”
“Sumpah orang yang bergurau? Contohnya?”
“Contohnya..” Mata Andi naik ke atas dan keningnya berkerut. “Demi Allah kamu mesti makan atau demi Allah kamu mesti datang.”
“Oh gitu ya Di.”
“Itu baru dari kata Sumpah. Sekarang Pemuda.”
Kepalaku manggut-manggut
“Pemuda adalah orang yang berpengaruh untuk perubahan nasib bangsa.” Andi terdiam, kemudian meminum kopinya lagi. Aku menoleh ke belakang melihat ikan kecil warna-warni berenang di akuarium. Hujan mulai reda.
“Namun pemuda sekarang perlu pembinaan.”
Aku kembali melihat ke muka berkulit putih dengan alis tebal, hidung sedang (tidak terlalu mancung), memang tampan temanku ini.
“ Pembinaan mental..paradigma mereka harus di-setting ulang. Memang tidak semua, mayoritas dari mereka jauh dari harapan untuk memajukan bangsa ini. Aku lupa teks Sumpah Pemuda karena tidak menghafalnya, yang penting pemuda merupakan generasi penerus bangsa ini.”
“Terus, paradigma yang bagaimana yang seharusnya ada pada pemuda?” tanyaku.
“Paradigma yang berorientasi pada tujuan hidup sebenarnya, bukan pada tujuan hidup yang semu.”
“Maksud tujuan hidup yang semu?”
“Hmm..” Kening Andi berkerut dan menjawab.
“Misalnya tujuan saya adalah kaya raya. Bukan tidak boleh kaya, setelah kaya mau apa? Sudahkah tujuan hidup tercapai? Jika sudah, mau apa lagi?”
Lagi-lagi kepalaku manggut-manggut
“Contoh lainya, senang-senang—hidupku adalah kesenanganku—asal aku senang, akan aku lakukan apa saja, bahaya itu !”
“Terus tujuan hidup sebenarnya apa?’
“Ah, aku yakin San, kamu lebih tahu tentang itu.”
“Iya, aku setuju Di, sudah seharusnya pemuda mempunyai paradigma yang berorientasi pada ibadah. Mau apa lagi hidup di dunia ini? Tugas kita adalah ibadah, mengabdi pada Allah.”
“So, San, kamu mau ngapain buat memperingati Hari Sumpah Pemuda sekarang? Mau upacara? Kalau aku, ogah ah, apalagi habis hujan begini. Mana becek, nggak ada ojek, cape deh. Hehe..”
“Hehe..”
Aku dan Andi tertawa bersama. Lagi-lagi hatiku berteriak, Sumpah Pemuda, mudah-mudahan tidak sekadar peringatan, tapi aku harus menjadi pemuda yang dapat berkarya. Karya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Doa dan restu orang tua sudah seharusnya diminta oleh seorang anak sebelum melakukan sesuatu. Misalnya saya akan hijrah dan bekerja di luar pulau Jawa, saya meminta ridha bapak/ibu agar kepindahan saya ke tempat lain mendapat restunya, dan alhamdulillah bapak dan ibu memberikan restu kepada saya meskipun harus dengan berbagai cara untuk meyakinkan. Untuk memperkuat keyakinan saya akan kepeindahan itu, saya membawa seorang teman yang sudah agak paham tentang kondisi geografis, sosio kultural, dan lain-lainnya ke rumah. Awalnya saya tidak mendapatkan restu secara geografis yang terlalu jauh untuk anaknya, alasan kedua biasanya saya satu sampai tiga bulan sekali sudah bertemu dengan orang tua dengan kepindahan saya sekarang ini konsekuensi logisnya minimal enam bulan sekali saya baru ketemu dengan keluarga. Hal inilah yang membuat bapak maupun ibu agak berat melepas kepergian saya. Tetapi naluri orang tua yang memberikan restu untuk kebaikan anaknyalah yang membuat saya direstui. Alhamdulillah. Bagi saya, doa dan restu orang tua di atas segala-galanya setelah mempertimbangkan secara syar'i tidak ada masalah, dengan mendapatkan restu ini diibaratkan seperti tiket yang harus dibawa oleh penumpang kereta api, tiket yang harus dibawa seorang pengunjung bioskop yang hendak menonton, dan tiket yang harus dibwa bagi para penumpang pesawat. Saya mendapatkan restu dari orang tua ini ibarat angin segar di siang hari di tengah panas teriknya kemarau yang melanda bumi. Ibarat hujan sehari setelah bertahan dari panasnya matahari selama setahun. Betapa tidak, tiket yang berupa restu orang tua ini tidak selamamnya mudah di dapat oleh para anak dari orang tuanya. Betapa banyak diantara orang tua-terutama ibu yang mendoakan musibah atas anak-anaknya. Kita dapati seorang ibu, hanya gara-gara hal sepele mendoakan atas anaknya yang tidak berdosa agar terserang penyakit demam atau terbunuh dengan peluru atau digilas mobil atau terkena buta atau tuli. Ada juga diantara ayah mendoakan buruk atas anak-anaknya hanya karena diantara mereka ada yang durhaka atau menentangnya, yang kedurhakaannya itu mungkin disebabkan oleh ayah sendiri. Kedua orang tua itu tidak menyadari bahwa doa tersebut terkadang diucapkan pada waktu yang mustajab (doa itu dikabulkan) sehingga doa itu benar-benar menjadi kenyataan. Ada orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya doa itu bagaikan batu yang dilempar, adakalanya dilempar, adakalanya mengenai sasaran dan adakalanya tidak mengenai sasaran. Berkenaan dengan hal itu, Nabi bersabda: "Juganlah kamu mendoakan kecelakaan atas dirimu sendiri, jugan pula mendoakan atas anak-anakmu, atas kemusnahan harta-hartamu. Dikhawatirkan doa itu bertepatan dari Allah yang pada saat dimohonkan lalu dikabulkan permohonanmu." (HR.Muslim, IV: 2304). Ketika anak pulang terlambat dari sekolah jangan langsung menghakimi anak dengan kesalahan ini dan itu. Terlebih dahulu tanyakan kepada anak mengapa ia datang terlambat? Tanyakan terus secara berulang-ulang mengapa ia datang terlambat? Jika perlu tanyakan secara silang teman terdekatnya tentang keterlambatannya. Anda dapati ia tidak pernah menanyakan tentang diri mereka, tidak pernah memeriksa keadaan mereka, bahkan tidak mengenal sedikitpun teman-teman mereka. Hal itu karena ia terlalu percaya kepada mereka sehingga Anda melihat ia tidak mau menerima kritikan dan anjuran perbaikan mengenai anak-anaknya. Apabila anak-anaknya atau salah seorang dari mereka jatuh terperosok ke dalam dosa atau meyimpang dari jalan yang lurus, kemudian sang ayah diperingatkan akan hal itu, maka ia akan mulai membela mereka, dan menuduh orang yang mengingatkan dan menasehati dirinya sebagai orang yang tergesa-gesa dan mencampuri yang bukan menjadi urusannya. Ada sebagian orang tua yang berburuk sangka terhadap anak-anaknya, bahkan ia amat sangat berlebihan dalam hal itu sampai keluar batas kewajaran. Misalnya, menuduh niat anaknya dan sama sekali tidak percaya kepada mereka. Ia memberikan kesan kepada mereka bahwa ia akan memberikan hukuman kepada mereka setiap kali melakukan kesalahan kecil maupun besar tanpa mau memaklumi dan melupakan sedikitpun tentang kekeliruan dan kesalahan mereka. Misalnya seorang ibu mendoakan yang jelek kepada putrinya dan berharap agar anaknya tidak berhasil serta merendahkan pribadi anak dengan membandingkan secara negatif dengan anak yang lain. Sikap semacam ini dapat merusak merusak saraf dan kemampuan alaminya untuk mengatur urusan suami dan anak-anaknya kelak di masa depan. Sikap ini secara tidak langsung menjadikan masa depan anak lemah, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas sebagai istri yang baik. Sebagai orang tua yang bijaksana, sepanjang tidak menyalahi aturan maupun norma yang berlaku baik itu dalam koridor agama maupun maysrakat bernegara tampaknya menjadi keharusan bagi orang tua memberikan restu. Dengan harapan bahwa restu ini akan menjadikan anak perempuan akan semakin terpompa mentalnya guna menghadapi masa depan bersama suaminya kelak, dan lebih termotivasi dalam mendidik anak-anaknya kelak. Semoga saja orang tua saya dan orang tua Anda sekalian selalu memberikan restu kepada kita di setiap keinginan kita. Begitu juga kita sebagai anaknya yang mendapatkan restu dari orang tua menjadikan restu sebagai amanah yang akan kita pertanggungjawabkan kepada orang tua kita sendiri dan juga kita pertanggungjawabkan kepada sang maha bijak, Allah SWT. Semoga (*) Sangatta, 3 Nopember 2008 Penulis : Sismanto Email: sirilwafa @gmail.com |
KEPADA SELURUH PASKIBRAKA 2007 DAN 2008 KOTA MAGELANG DIHARAPKAN KEHADIRANNYA DALAM UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-80 TINGKAT KOTA MAGELANG TAHUN 2008 SEBAGAI PETUGAS DAN PESERTA UPACARA, PADA ; HARI, TANGGAL : SELASA, 28 OKTOBER 2008 WAKTU : PUKUL 07.00 WIB S.D. SELESAI TEMPAT : HALAMAN PEMKOT MAGELANG PAKAIAN : PDU PASKIBRAKA GLADI BERSIH DILAKSANAKAN PADA ; HARI, TANGGAL : SENIN, 27 OKTOBER 2008 WAKTU : PUKUL 07.45 WIB S.D. SELESAI TEMPAT : HALAMAN PEMKOT MAGELANG PAKAIAN : PDL KETERANGAN : KHUSUS BAGI PETUGAS INFORMASI LEBIH LANJUT BISA DITANYAKAN KE SEKOLAH MASING-MASING (SURAT RESMI DIKIRIMKAN KE SEKOLAH PADA RABU, 22 OKTOBER 2008) Salamku, |
Temu Teknis Lomba TUB dan BB SMP Tahun 2008 dilaksanakan pada : Hari, Tanggal : RABU, 22 OKTOBER 2008 Waktu : Pukul 09.00 WIB. Tempat : DISPORABUDPAR Kepada teman-teman panitia : 1. Batara Risdanto 2. Aditya Ary Pamungkas 3. Anggara Putra 4. Johanes Galuh Bimantara dimohon : 1. Mempersiapkan ruangan temu teknis lomba pada 21 Oktober 2008. 2. Pada saat temu teknis hadir pukul 07.00 WIB untuk mempersiapkan administrasi dan melakukan koordinasi dengan juri. Koordinator Kegiatan, Arif Budikusuma "sang penyelam" |
Diberitahukan kepada SELURUH Panitia Lomba TUB & BB SMP Tingkat Kota Magelang tahun 2008 : 1. Pertemuan tanggal 25 Oktober diajukan menjadi 18 OKTOBER 2008 (tempat menyusul). 2. Pertemuan Tanggal 15 Oktober 2008 TETAP (Tidak mengalami perubahan) 3. Temu Teknis dilaksanakan pada 22 Oktober 2008 Pukul 09.00 WIB di Disporabudpar. 4. Saat Temu Teknis : Kepada Panitia Lomba (2005 dan 2006) diharapkan sudah hadir di Disporabudpar pada pukul 07.00 WIB. Salamku, |
Kepada Panitia Lomba TUB dan BB SMP/MTs Tingkat Kota Magelang Tahun 2008 diharapkan kehadirannya dalam pertemuan yang akan diselenggarakan pada : Sabtu, 25 OKTOBER 2008 dan Sabtu, 15 NOVEMBER 2008 Pukul 14.00 WIB s.d. Selesai di Disporabudpar. Terima Kasih |
Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
KEPADA PASKIBRAKA 2008 KOTA MAGELANG PENUTUPAN LATIHAN DAN PELANTIKAN ANGGOTA PPI AKAN DILAKSANAKAN PADA : HARI, TANGGAL : MINGGU, 24 AGUSTUS 2008 WAKTU : PUKUL 07.00 WIB PAKAIAN : KAOS, TRAINING, JAKET DAN TOPI KUNING TEMPAT : AULA DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG |
BANGKIT ITU SUSAH SUSAH LIHAT ORANG LAIN SUSAH SENANG LIHAT ORANG LAIN SENANGBANGKIT ITU TAKUT TAKUT KORUPSI TAKUT MAKAN YANG BUKAN HAKNYA BANGKIT ITU MENCURI MENCURI PERHATIAN DUNIA DENGAN PRESTASI BANGKIT ITU MARAH MARAH BILA MARTABAT BANGSA DILECEHKAN BANGKIT ITU MALU MALU JADI BENALU MALU MINTA MELULU BANGKIT ITU TIDAK ADA TIDAK ADA KATA PUTUS ASA TIDAK ADA KATA MENYERAH BANGKIT ITU AKU AKU UNTUK INDONESIAKU Deddy Miswar (Aktor Nasional) |
||JAWA POS || Senin, 26 Mei 2008
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Selama 3 kali dipercaya dalam mengelola dan
melaksanakan lomba TUB dan BB di Kota Magelang, baik
Tingkat SMP maupun SMA kami selalu menjunjung tinggi
profesionalitas, netralitas dan obyektivitas sebagai
panitia pelaksana. Tidak pernah terbersit sedikitpun
dalam benak kami untuk berpihak dan/atau memihak
kepada salah satu tim. Misi kami dalam melaksanakan
lomba ini adalah demi peningkatkan kualitas kegiatan
tersebut di Kota Magelang. Jadi siapapun pemenang dari
lomba adalah murni penilaian dari dewan juri yang
dipilih secara selektif, profesional dan memiliki
kemampuan yang memadai dalam bidangnya. Sehingga
penilaian yang diberikan benar-benar obyektif,
reliabel dan valid.
Pun demikian dalam program monitoring yang kami
laksanakan pada lomba kali ini. Tim monitoring
ditunjuk oleh tim, berdasarkan kemampuan dan tanggung
jawab dari person tersebut. Selain itu kepada person
yang ditunjuk menjadi petugas monitoring juga tidak
diperbolehkan melatih dan memonitoring sekolah
sendiri, meskipun sudah alumni.
***
Bila pada 2 tahun yang lalu peserta lomba hanya 16
sekolah maka pada tahun ini melonjak menjadi 24
sekolah (dari 30 sekolah - SMA/SMK/MA Negeri/Swasta-
yang ada di Kota Magelang.
Satu sisi memang hal ini menandakan pertanda yang
positif, karena tingkat partisipasi dari peserta
meningkat. Namun disisi lain panitia pelaksana bisa
diprediksikan akan 'kelabakan'. Karena sebenarnya
kapasitas kemampuan yang disiapkan dari panitia
pelaksana hanyalah untuk 20 tim peserta lomba. Namun
demikian, karena memang partisipasi dari peserta yang
demikian banyak maka kamipun juga harus menata
strategi dan mengatur pembagian kerja serta menambah
beberapa personil sebagai panitia pelaksana.
Meskipun lomba masih dilaksanakan pada 18 dan 19 Maret
2008 namun panitia pelaksana telah mengadakan sejak 11
Februari 2008 kemarin. Pada 11 februari yang lalu
diadakan temu teknis antara panitia, dewan juri dan
peserta lomba. Sementara pada saat ini (dimulai dari
tanggal 13 sampai dengan 23 februari yang akan datang)
panitia pelaksana mengadakan monitoring ke peserta
lomba untuk mengetahui perkembangan latihan peserta
dan memberikan 'koreksi', 'masukan' apabila dalam
latihan masih ada yang kurang sesuai dengan hasil temu
teknis.
Untuk mengetahui lebih lengkap masalah lomba dapat
dilihat di <a
href="http://lombamgl.wordpress.com/">Weblog Lomba TUB
dan BB Tingkat Kota Magelang</a>
Ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi
kami, beberapa diantaranya adalah mengenai pemahaman
yang masih beraneka ragam antar peserta dengan hasil
temu teknis. Pemahaman yang terasa masih timpang
adalah tentang TUB, dimana terkadang karena pelatih
dari peserta lomba berasal dari TNI maka ada beberapa
perbedaan pendapat antara TUS dan TUM. Sehingga kadang
pada saat monitoring masih terjadi 'adu pendapat'
mengenai ketentuan yang ada....
"Hal ini seharusnya harus menjadi kesadaran bersama
bahwa TNI/POLRI memang memiliki peraturan upacara
militer sedangkan sekolah juga memiliki aturan upacara
bendera di sekolah yang dikeluarkan oleh departemen
pendidikan nasional. Lomba ini juga merupakan lomba
Tata Upacara Bendera di Sekolah, jadi ya tentunya
aturan yang dijadikan pedoman adalah ketentuan upacara
bendera di sekolah yang dikeluarkan oleh departemen
pendidikan nasional"
Lomba TUB dan BB SMA/SMK/MA ini, seperti tahun
sebelumnya juga dipersiapkan sebagai ajang seleksi
untuk lomba serupa di tingkat Eks. Karesidenan Kedu
dan Provinsi Jawa Tengah. Tim manapun yang menjadi
juara 1 berhak mewakili Kota Magelang dalam lomba TUB
dan BB Tingkat EKs. Karesidenan Kedu. Sedangkan
siapapun yang nantinya menjadi juara 1 Tingkat Eks.
Karesidenan Kedu berhak maju ke tingkat Provinsi Jawa
Tengah untuk mewakili eks. karesidenan kedu.
Perlu diketahui juga bahwa pada 2 tahun yang lalu Kota
Magelang yang diwakili SMA NEgeri 1 Magelang berhak
mewakili Eks. Karesidenan Kedu dalam Lomba di TIngkat
PRovinsi Jawa Tengah dan berhasil membawa pulang
Trophy Juara III dan Pemimpin Upacara Terbaik.
Semoga di tahun ini Kota Magelang dapat mengulang dan
meningkatkan prestasi yang telah diraih pada tahun
yang lalu...
Kepada peserta, SELAMAT BERLATIH, JUNJUNG TINGGI SPORTIVITAS...
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?